Penjelasan Simpel Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

Oktober 31, 2016 by Hardian

Meski sudah banyak yang tahu akan keberadaan jenis-jenis asuransi, masih ada yang bingung soal perbedaan asuransi syariah dan konvensional. Mungkin kamu termasuk di antaranya?

Seiring dengan berkembangnya zaman, asuransi konvensional di Indonesia ditemani oleh adiknya, asuransi syariah. Dulu, Indonesia memang hanya mengenal asuransi konvensional.

Tapi mulai pertengahan 1990-an, muncul Asuransi Takaful yang menjadi pelopor asuransi syariah. Istilahnya, embahnya asuransi syariah di Nusantara. Kemunculan si embah ini dengan segera diikuti generasi bawahnya hingga bertahan sampai sekarang.

Lalu, apa yang bikin beda antara asuransi syariah dan konvensional? Dari penamaannya saja sudah terlihat satu poin perbedaan. Tapi yang lebih penting adalah perbedaan di dalamnya, seperti dijelaskan berikut ini:

1. Perjanjian

Syariah: Memakai akad hibah dengan konsep saling menolong, sama-sama gak mengharap imbalan.
Konvensional: Mirip transaksi jual-beli, sama-sama berharap bisa ambil untung sebesarnya dan rugi sekecilnya.

2. Dana

Syariah: Dana dimiliki semua peserta asuransi. Perusahaan hanya menjadi pengelola dana, gak punya hak memiliki.
Konvensional: Dana premi yang dibayarkan jadi milik perusahaan karena konsepnya jual-beli, sehingga bebas mau dipakai buat apa pun asal sesuai dengan perjanjian.


Ayo rencanakan masa depan keluarga di dunia dan akhirat lewat asuransi syariah!

3. Pengelolaan dana

Syariah: Dana semaksimal mungkin diolah untuk keuntungan peserta asuransi. Pengelolaannya juga lebih transparan.
Konvensional: Perusahaan secara sepihak menetapkan premi dan biaya lain, misalnya administrasi, untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya.

4. Bagi hasil

Syariah: Keuntungan yang didapat dari pengelolaan dana asuransi akan dibagi untuk semua peserta dan perusahaan asuransi secara merata.
Konvensional: Keuntungan dari kegiatan asuransi sepenuhnya jadi milik perusahaan.

5. Ada zakat

Syariah: Peserta wajib membayar zakat yang diambil dari jumlah keuntungan perusahaan.
Konvensional: Tak ada zakat.

6. Pengawasan dana

Syariah: Ada Dewan Pengawas Syariah (DPS) di tiap perusahaan berbasis syariah, termasuk perusahaan asuransi. Tugasnya mengawasi perusahaan itu untuk selalu menaati prinsip syariah dalam mengelola dana asuransi. DPS bertanggung jawab kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Konvensional: Pengawasan dana dilakukan secara internal oleh manajemen, gak ada pihak luar yang bisa masuk.

 7. Status dana

Syariah: Dana yang disetor peserta asuransi bisa diambil kalau dalam perjalanannya gak sanggup lanjut bayar. Hanya ada potongan kecil berupa dana tabarru dalam hal ini.
Konvensional: Kalau gak sanggup bayar premi, seluruh dana yang sudah disetor statusnya hangus alias jadi milik perusahaan.

8. Jenis investasi (unit link)

Syariah: Dana asuransi unit link hanya boleh diinvestasikan ke bidang yang gak dinilai haram. Investasi ke perusahaan yang berkaitan dengan judi, misalnya, dilarang.
Konvensional: Dana bebas diasuransikan di bidang mana pun, asal itu berpotensi mendatangkan keuntungan

Selain jiwa, asuransi bisa memproteksi rumah dan kendaraan plus investasi juga loh!

Delapan poin itu sedikit-banyak menjelaskan perbedaan asuransi syariah dan konvensional. Yang pasti, asuransi syariah menyasar target konsumen yang jelas, yaitu umat Islam.

Tapi jangan salah, ya, warga non-muslim juga boleh ikut asuransi syariah. Jadi nasabah bank syariah juga boleh, gak ada pembedaan agama asal mematuhi aturannya.

Mau ikut asuransi syariah atau konvensional, kita sendiri yang bisa menentukan. Tentunya dalam asuransi syariah terdapat kata-kata yang berkaitan dengan ajaran Islam. Jadi, bagi warga non-muslim mesti lebih berusaha untuk memahami istilah-istilah di dalamnya.

Bagaimanapun, layanan asuransi amat berguna buat kita-kita yang ingin merencanakan masa depan lebih baik. Kecuali kita peramal yang bisa melihat masa depan, ya. Kalau betul peramal, sekalian dong ramal besok saham perusahaan mana yang naik biar yang investasi reksa dana saham bisa untung maksimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *